SOPAN SANTUN MENGHADIRI MAJLIS ILMU | - Blog Hanz -
Breaking News
recent

SOPAN SANTUN MENGHADIRI MAJLIS ILMU






يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا فِي الْمَجَالِسِ فَافْسَحُوا يَفْسَحِ اللَّهُ لَكُمْ وَإِذَا قِيلَ انشُزُوا فَانشُزُوا يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ (١١) يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا نَاجَيْتُمُ الرَّسُولَ فَقَدِّمُوا بَيْنَ يَدَيْ نَجْوَاكُمْ صَدَقَةً ذَلِكَ خَيْرٌ لَّكُمْ وَأَطْهَرُ فَإِن لَّمْ تَجِدُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ (١٢) أَأَشْفَقْتُمْ أَن تُقَدِّمُوا بَيْنَ يَدَيْ نَجْوَاكُمْ صَدَقَاتٍ فَإِذْ لَمْ تَفْعَلُوا وَتَابَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ فَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَاللَّهُ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ (١٣)



(Surah Al-Mujaadalah 58:11-13)
Terjemahan:

(11) Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derjat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

(12) Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu mengadakan pembicaraan khusus dengan Rasul hendaklah kamu mengeluarkan sedekah (kepada orang miskin) sebelum pembicaraan itu. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu dan lebih bersih; jika kamu tidak memperoleh (yang akan disedekahkan) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

(13) Apakah kamu takut akan (menjadi miskin) karena kamu memberikan sedekah sebelum pembicaraan dengan Rasul? Maka jika kamu tiada memperbuatnya dan Allah telah memberi taubat kepadamu, maka dirikanlah solat, dan tunaikanlah zakat dan taatlah kepada Allah dan RasulNya; dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Tafsiran Ayat:

Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu.

Allah mengajar hambaNya supaya beradab dan berakhlak mulia jika menghadiri suatu majlis. Mereka hendaklah melapangkan tempat duduk mereka jika dikehendaki berbuat demikian supaya orang-orang baru datang mendapat tempat duduk. Hal ini tidak akan mendatangkan mudarat kepadanya dan juga kepada orang yang baru tiba.

Allah SWT berjanji akan memberi kelapangan hidup baginya di dunia dan akhirat kepada mereka yang mempunyai sifat itu. Ingat kaedah: “Al-Jazaa Min Jinsil ‘Amal” iaitu Pembalasan Selalu Bersesuaian Dengan Jenis ‘Amal.

Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derjat.

Jika kepada kita disuruh oleh yang empunya majlis agar berdiri atau beredar dari tempat duduk kita karena ada hajat yang mustahak seperti karena kita duduk di dekat pintu atau di tempat yang boleh menghalang jalan masuk, maka hendaklah kita berdiri atau beredar dari tempat itu. Allah akan meninggikan derjat orang tersebut beberapa derjat karena sikap demikian membuktikan akan kemantapan imannya dan ilmunya.

Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Allah akan memberi ganjaran setiap apa yang kita kerjakan. Jika baik maka baiklah balasannya. Demikian juga sebaliknya. Tidak ada yang tersembunyi di sisi Allah.

Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu mengadakan pembicaraan khusus dengan Rasul hendaklah kamu mengeluarkan sedekah (kepada orang miskin) sebelum pembicaraan itu.

Diriwayatkan bahwa ada di antara sahabat yang sangat bergairah menanyakan masalah agama kepada Rasulullah (sallallahu alaihi wasalam) sehingga baginda merasa kurang selesa dengan keadaan itu. Mereka telah menggunakan kebanyakan waktu Rasul (sallallahu alaihi wasalam) untuk melayani pertanyaan mereka, padahal Rasul (sallallahu alaihi wasalam) meninginkan agar waktunya dapat dibaginya secara adil seperti untuk beribadat khusus, untuk melayani keluarga, untuk rehat dan lain-lain lagi.

Oleh itu Allah menurunkan ayat di atas yang mengandungi perintah supaya mereka mengeluarkan sadakah terlebih dahulu sebelum mereka membuat pembicaraan khusus dengan Rasul (sallallahu alaihi wasalam).

Bersedekah terlebih dahulu sebelum membuat pembicaraan dengan Rasul (sallallahu alaihi wasalam) mengandungi beberapa faedah, antaranya:

1. Sebagai tanda ta’zim (hormat) kepada Rasul dan suatu penghargaan terhadap nilai ilmu pengetahuan. Karena jika sesuatu diperolehi melalui pengorbanan akan lebih dirasakan nilainya dibandingkan mendapatinya secara mudah.

2. Dengan sadakah yang dikeluarkan sebelum bermunajat (pembicaraan khusus) dengan Rasul akan memberi manfaat yang banyak untuk fakir miskin.

3. Sadakah tersebut juga sebagai bukti pembeda antara mukmin dengan munafik. Mukmin yang menginginkan ganjaran akhirat tidak akan bakhil untuk bersadakah. Ini berbeza dengan sikap orang munafik yang terlalu sayang dengan harta dunia.

Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu dan lebih bersih; 

Dengan mengeluarkan sadakah itu adalah lebih baik baik bagi kamu, di antaranya: Kamu akan mendapat pahala yang besar di akhirat dan hatimu akan menjadi bersih daripada sifat bakhil. 

Sadakah yang dimaksudkan bukan hanya terbatas untuk menaikkan taraf ekonomi golongan fakir miskin. Tetapi juga untuk meninggikan taraf ilmu pengetahuan dan istiqamah mereka terhadap ajaran agama, seperti dengan memberi bantuan untuk pembangunan masjid mereka, madrasah mereka, mengadakan sejumlah guru-guru agama untuk mengajar mereka dan lain-lain. 

Jika kamu tidak memperoleh (yang akan disedekahkan) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. 

Sekiranya kamu tidak dapat bersadakah karena kamu tidak mampu, wahai fakir miskin. Maka janganlah kamu bimbang, karena Allah telah pun memberi kelonggaran atau kemudahan ke atas kamu untuk bermunajat dengan Rasul (sallallahu alaihi wasalam) tanpa bersadakah terlebih dahulu. 

Apakah kamu takut akan (menjadi miskin) karena kamu memberikan sedekah sebelum pembicaraan dengan Rasul? 

Perasaan takutmu akan ditimpa kemiskinan jika bersadakah sebelum pembicaraan dengan Rasul hanyalah was-was syaitan.Sadakah adalah mizan (pengukur) mana orang yang betul-betul menginginkan ilmu dan mana yang hanya suka banyak bertanya. 

Setelah Allah SWT melihat rasa takut mula timbul di hati orang-orang yang beriman, dan mereka merasa kesulitan untuk bersadakah setiap kali akan bermunajat dengan Rasul (sallallahu alaihi wasalam) maka Allah SWT pun mempermudahkan urusan mereka, dan selanjutnya tidak lagi mengenakan dosa ke atas orang yang tidak bersadakah setiap mereka bermunajat dengan Rasul (sallallahu alaihi wasalam). 

Tetapi sikap ta’zim dan ihtiram (hormat) kepada Rasul (sallallahu alaihi wasalam) tetap kekal selamanya, tidak dimansukhkan. Karena tujuan yang sebenarnya adalah perintah agar ta’zim dan hormat kepada Rasul (sallallahu alaihi wasalam), bukan perintah bersadakah. 

Oleh itu, jika mukmin tidak melakukannya (sadakah) maka Allah SWT menyuruh mukminin melakukan perintah-perintahNya yang lebih besar: 

Maka jika kamu tiada memperbuatnya dan Allah telah memberi taubat kepadamu, maka dirikanlah solat, dan tunaikanlah zakat dan taatlah kepada Allah dan RasulNya; dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. 

Solat dan zakat merupakan dua ibadah yang utama. Solat, ibadah badan: Zakat pula ibadah harta. Siapa yang menunaikan kedua-duanya dengan sempurna maka itu berarti ia telah menunaikan hak Allah dan hak hambaNya. Oleh itu Allah SWT selanjutnya menyuruh agar mentaati Allah dan RasulNya. Namun demikian, kesemua kepatuhan itu sangat tergantung pada keikhlasan seseorang. Allah mengetahui apa yang kita kerjakan. 

Kesimpulan: 

1. Sebab turun ayat (11): Tsabit Bin Qais salah seorang Ahli Badar. Baginda Rasul (sallallahu alaihi wasalam) sangat berhormat kepada Ahli Badar. Tsabit mendatangi majlis Nabi (sallallahu alaihi wasalam) agak terlambat sedangkan majlis penuh sesak. Tsabit hanya berdiri menunggu kalau-kalau ada ruang untuk beliau duduk. Maka turunlah ayat di atas. 

2. Melapangkan tempat duduk dalam majlis sehingga orang lain dapat juga duduk adalah sifat terpuji. Allah berjanji akan melapangkan hidupnya di dunia dan di akhirat. 

3. Yang empunya majlis berhak menentukan tempat duduk orang-orang yang hadir dalam majlisnya karena dialah yang lebih tahu maslahatnya (kebaikannya). 

4. Sebab turun (12): Rasulullah (sallallahu alaihi wasalam) tidak suka dengan sikap sebahagian sahabatnya yang terlalu banyak bertanya dalam hal-hal agama. Mereka menginginkan kalau boleh semua waktu Rasul (sallallahu alaihi wasalam) biarlah untuk mereka. Padahal sebagai seorang manusia biasa beliau juga mempunyai kewajipan yang lain seperti tanggungjawab terhadap keluarga, beribadat khusus seperti bermunajat kepada Allah, makan minum, tidur dan rehat. Maka untuk menyekat tabiat kurang baik itu maka Allah turunkan ayat ini. 

5. Diriwayatkan bahwa untuk memenuhi kewajipan bersadakah di atas maka Saidina Ali (ra) terpaksa menukarkan wangnya 1 Dinar menjadi 10 Dirham. Lalu setiap kali beliau akan bermunajat (berbicara) dengan Rasul (sallallahu alaihi wasalam) maka beliau akan bersadakah 1 Dirham terlebih dahulu kepada fakir/miskin. 

6. Setelah matlamat ayat tercapai iaitu supaya kita hormat kepada Nabi (sallallahu alaihi wasalam) dan menghargai nilai ilmu pengetahuan maka kewajipan bersadakah setiap akan bermunajat itu dihapuskan (mansukh) digantikan dengan kewajipan zakat. 

7. Namun demikian, bersadakah untuk menolong fakir miskin tetap digalakkan oleh Islam. Lebih-lebih lagi dalam suasana kita menuntut ilmu pengetahuan agama. Dengan demikian diharapkan kita akan memperolehi ganjaran yang lebih di akhirat nanti. Tangan di atas adalah lebih baik daripada tangan di bawah”. (Al-Hadis) 

Rujukan: 

1. Tafsir Al-Maraghi (28-30)
2. Tafsir Ibnu Katsir, Vol. III
3. Tafsir Al-Qurthuby, (17-18)
4. Tafsir Kalam Al-Mannaan Vol. VII

Wasallam.
Sumber : Ust Dr Abdullah Yasin
hanz

hanz

No comments:

Post a Comment

Related

Powered by Blogger.